terpaku aku pada sosok yang teramat lucu
matanya menyipit dipangku sofa empuk
hidungnya tenggelam terjepit donat
bibirnya manyun tak karuan
dibalik pipi-pipi gembul
tersirat tatapan ekspresi polos
dibalik bibir-bibir kecil
terucap beribu ketulusan
aku terpaku pada sosok yang teramat elok
rambutnya menyibak jatuh terurai
hidungnya mancung tak berbelok
tapi terpakuku segera tercerai
bersembunyi kata-kata manja
dibalik pipi-pipi tirus
mengarah tatapan mesra
dibalik bulu mata palsu
mata-mata belo, baik milik si tirus maupun si gembul
keduanya sama, tapi sinarnya berbeda
keduanya membuat jatuh cinta setiap menyembul
tapi sifat cinta yang timbul, tak pernah sama.
Wednesday, July 10, 2013
Wednesday, July 3, 2013
Cermin-Cermin
semalam tadi aku cukup dikejutkan oleh diriku sendiri.
ada yang berbeda dalam anatomi tubuh ini.
dan itu membuat anatomi jiwaku ikut berubah.
perasaan yang sangat intim dengan diri sendiri.
coba pandangi dirimu di depan cermin.
sungguh hebat dan luar biasanya ciptaan Tuhan.
Tuhan sungguh pandai memahat badan.
juga tak kalah pandai memahat batin.
bercermin pada cermin datar
masa kini kulihat, apa yang aku lalui akhir-akhir ini.
bercermin pada cermin cembung,
terbayang apa yang terjadi di masa lalu.
cermin cembung memang memperluas ruang,
tapi elemen-elemen di dalamnya sungguh kecil.
apa yang kecil lama-kelamaan akan pudar,
terlupakan tapi tetap terkenang.
apa yang ada di depan kita berada di jauh tak terhingga
sinar-sinar masa depan akan datang,
dan dikumpulkan pada satu fokus utama oleh cermin cekung,
sehingga bayangan yang terbentuk hanyalah sebuah titik di titik fokus cermin.
Tuesday, July 2, 2013
Challenge
semakin dewasa semakin bertambah pula apa yang kita hadapi dalam kehidupan ini. semakin banyak tantangan yang menanti di depan mata. disaat tantangan ini ada di depan mata kita, disaat itulah kita harus pintar-pintar menghadapinya. tantangan itu akan terasa mengancam apabila kita melihatnya dari sisi negatif dan menganggapnya sebagai beban. tapi, jika kita melihat dari sisi positif, tantangan itulah yang memperkuat diri kita, menjadikan kita semakin berkualitas, dan menjadi batu loncatan untuk mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi kita.
aku tidak tau apakah orang lain berpikir sama denganku atau sama sekali berbeda. mnurutku dewasa itu tuntutan. dari sisi diriku, aku tidak pernah merasa tua. pribadi yang mengelabuhi diriku adalah pribadi yang dipenuhi dengan highschool paradigm, yang penuh dengan gejolak dan mungkin masih labil. hal ini lah yang aku rasakan, jiwaku selalu muda.
tapi kedewasaan itu harus tetap mengiringi jiwa muda itu. dewasa disini diartikan sebagai tanggung jawab atas diri sendiri, tugas-tugas yang menantang kita, dan kepada orang-orang disekitar kita yang menaruh harapannya pada kita. boleh saja berjiwa muda, asalkan selalu tau apa yang harus dikerjakan dan harus diselesaikan. satu lagi poin dari kedewasaan ini , yaitu menyeimbangkan jiwa muda yang memberikan efek positif (in my case sih..) dan tanggung jawab atas segala tantangan yang selalu ada dan terus berdatangan untuk meningkatkan kualitas diri.
Intinya, cara kita menyikapi suatu hal itulah yang menunjukkan tanggung jawab kita dan mewujudkan arti kedewasaan. seperti yang pernah aku bahas dalam postingan sebelumnya, meski mungkin secara tersirat., jika seseorang pandai bersyukur, dia akan melihat kesedihan sebagai suatu langkah menuju kebahagian. dan saat seseorang berpikir positif, dia akan melihat suatu tantangan-tantangan yang ada bukan sebagai suatu ancaman melainkan sebagai peta jalur batu loncatan yang akan menuntunnya menuju mimpi-mimpi dan cita-citanya yang indah.
semangat terus untuk siapapun yang baca tulisan ini :)
Itik
setelah sekian lama terendap
setelah sekian lama terpendam
akhirnya meluap juga
akhirnya memekik jua
disini, ada sesosok itik yang buruk rupa
mungkin keahliannya berenang sama dengan itik-itik lain
bedanya, dia selalu mengasah kemampuannya berjalan
dan dia selalu mencoba untuk terbang
meskipun dia tau hal itu mustahil
tapi ada kekuatan yang selalu mendorong dirinya
dan meyakinkannya
bahwa dia pasti bisa
siapa yang peduli pada si itik?
tidak ada yang peduli
tidak masalah, si itik sudah terbiasa
terbiasa menghadapi semuanya, sendiri
dia tidak pernah bermimpi menjadi cantik
dia hanya ingin selalu diberi kekuatan
kekuatan untuk terbang, untuk berdiri sendiri
dan itulah yang menjadikannya istimewa
setelah sekian lama terpendam
akhirnya meluap juga
akhirnya memekik jua
disini, ada sesosok itik yang buruk rupa
mungkin keahliannya berenang sama dengan itik-itik lain
bedanya, dia selalu mengasah kemampuannya berjalan
dan dia selalu mencoba untuk terbang
meskipun dia tau hal itu mustahil
tapi ada kekuatan yang selalu mendorong dirinya
dan meyakinkannya
bahwa dia pasti bisa
siapa yang peduli pada si itik?
tidak ada yang peduli
tidak masalah, si itik sudah terbiasa
terbiasa menghadapi semuanya, sendiri
dia tidak pernah bermimpi menjadi cantik
dia hanya ingin selalu diberi kekuatan
kekuatan untuk terbang, untuk berdiri sendiri
dan itulah yang menjadikannya istimewa
Monday, July 1, 2013
Semu
Selamat pagi Tuhan yang Maha membolak-balikkan hati.
Ada kalanya terbebas.
Ada kalanya terjerat.
Ada kalanya sangat mudah untuk beranjak.
Ada kalanya sangat sulit untuk beranjak.
Kadang, kesedihan itu ciptaan manusia sendiri.
Mereka hanya tidak tahu caranya bersyukur.
Mungkin sebenarnya bukan tidak tahu,
hanya kurang paham.
Kebahagiaan pun, sebenarnya ciptaan manusia sendiri.
Bagi mereka yang pandai bersyukur,
selalu tercipta kebahagiaan.
Meski terkadang, kebahagiaan itu semu.
Kebahagiaan yang dinikmati sendiri.
Tanpa peduli apa penyebabnya.
Tak peduli apakah penyebabnya juga merasa bahagia,
atau justru juga sama sekali tidak peduli.
Tidak perlu dikasihani.
Jangan pula ditertawakan.
Suatu saat, semu akan menjadi nyata.
Entah kapan saatnya.
Hanya di waktu yang tepat, yang sudah Tuhan tentukan.
Ada kalanya terbebas.
Ada kalanya terjerat.
Ada kalanya sangat mudah untuk beranjak.
Ada kalanya sangat sulit untuk beranjak.
Kadang, kesedihan itu ciptaan manusia sendiri.
Mereka hanya tidak tahu caranya bersyukur.
Mungkin sebenarnya bukan tidak tahu,
hanya kurang paham.
Kebahagiaan pun, sebenarnya ciptaan manusia sendiri.
Bagi mereka yang pandai bersyukur,
selalu tercipta kebahagiaan.
Meski terkadang, kebahagiaan itu semu.
Kebahagiaan yang dinikmati sendiri.
Tanpa peduli apa penyebabnya.
Tak peduli apakah penyebabnya juga merasa bahagia,
atau justru juga sama sekali tidak peduli.
Tidak perlu dikasihani.
Jangan pula ditertawakan.
Suatu saat, semu akan menjadi nyata.
Entah kapan saatnya.
Hanya di waktu yang tepat, yang sudah Tuhan tentukan.
Thursday, June 27, 2013
Keran Dispenser
Menuangkan pikiran dan perasaan
ke dalam sebuah perkataan itu nggak
semudah menuangkan air ke dalam gelas dan membuat gelas itu penuh tanpa harus
membuatnya tumpah. Takaran air itu harus pas dan akhirnya melegakan suatu
kehausan.
Berbeda dengan menuangkan pikiran
dan perasaan ke dalam suatu perkataan, begitu pula perkataan yang tertuang dalam sebuah tulisan. Tidak
seperti air dalam gelas tersebut, terkadang perkataan yang mengungkapkan
perasaan dan pikiran itu terlalu banyak sehingga akhirnya tumpah. Tumpahan itu
akan membasahi sekitarnya , juga tidak akan menambah kelegaan kepada orang yang
kehausan.
Biar nggak tumpeh-tumpeh, selayaknya
saat kita menuangkan air dari dispenser ke dalam gelas kita, ada baiknya menyisakan
sedikit ruang, agar gelas itu tidak terlalu penuh dan tidak tumpah. Menekan keran
dispenser tersebut dan mengamati ketinggian air kemudian melepaskan keran
dispenser tersebut di saat yang tepat.
Aku mengamati ketinggian air itu,
jangan sampai terlalu penuh dan jangan sampai tumpah. Tapi aku juga meyakinkan
diriku , bahwa air tersebut cukup untuk melegakan segala kehausanku.
Ruang yanng tersisa akan
memberikan tempat untuk bubuk susu yang memberikan aku energi. Bubuk kopi yang
menghilangkan kantuk. Teh celup yang menenangkan. Juga gula yang akan menemani
bubuk-bubuk tersebut untuk bersama-sama larut di dalam air.
Gelasku yang datar , bubuk kopi, bubuk susu, dan teh celup, juga gula ku yang terlarut dalam air. Terbawa setiap
kehausan dalam setiap adukan. Terteguk setiap larutan yang berakhir kelegaan.
Monday, June 24, 2013
Mengitari Bulan
Jika pagi ini pembicaraanku tak berarah,
Malam ini mataku tertuju pada satu arah.
Sebundar bulan bertengger dengan indah,
Meskipun suasana malam ini sedikit gerah.
Kata ibuku, bulan penuh, identik dengan udara dingin.
Tapi malam ini lain.
Apa yang dikatakan orang lain memang belum tentu benar
Tapi apa yang dilihat hati dan apa yang mata dengar.
Malam ini sang bulan sangat sombong
Cahayanya sangat terang
Sampai kakiku tak kuasa untuk tak melangkah ke teras depan
Aku hanya terdiam memandangi keindahannya.
Seakan awan-awan yang membingkainya
Melindunginya dari serangan para penghuni angkasa
Awan itu tidak mendekapnya,tidak juga memeluknya
Awan itu berdiri agak jauh, tapi dia sangat yakin dapat
membentengi ratunya
Dasar,
Sang awan tak kalah sombong
Dia lupa bahwa putihnya tertelan hitam
Dan mataharinya digantikan bulan
Sesungguhnya angkuh dirinya telah ditaklukkan
Sang awan mengitari rembulan dari kejauhan
Dia cukup tau kapan waktu yang tepat untuk mendekat.
Untuk kemudian dapat melebur dengan sang bulan
Dan menciptakan keindahan yang hampir sempurna.
Sunday, June 23, 2013
Pembicaraan Tak Berarah
Sebelumnya, aku ingin meminta maaf, karena mungkin
pembicaraan ini tanpa arah.
Tapi jangan buru-buru beranjak, karena ini bukan luapan
amarah.
Hari ini aku berbincang dengan santai, dengan melupakan
segala beban di hati dan pikiran.
Tertawa lepas, dengan melupakan bahwa sebenarnya sebuah
senyuman pun masih tertahan.
Sekali lagi aku berbicara tanpa arah, dan hati ini sangat
lega.
Mungkin di dalam tangisku yang dalam, meletup beberapa tawa.
Aku berjalan, dada ini sesak.
Sudah kubilang jangan berbalik, mengapa terus mendesak?
Disini, ada dua kutub magnet yang saling bertolakan.
Tapi apa yang seharusnya bertolak-tolakan, justru
bertarik-tarikan.
Tuhan, Yang Maha membolak-balikkan hati.
Kali ini aku sungguh memohon dengan bakti.
Tuhan, Yang Maha mengetahui, maaf jika pembicaraan ini
kurang khusyuk.
Maaf jika kali ini.. Oh bukan kali ini saja... Hambamu ini
merasa tertusuk.
Bukan memohon hati yang mengampuni, kumohonkan hati yang tenang.
Si hati tenang akan memenangkan segala kegelisahan dan
hal-hal yang terkenang.
Awalnya kubilang, ini tanpa arah. Mengapa akhirnya terarah?
Bodoh. Karena yang tak terarah sekalipun, akhirnya berarah.
Wednesday, June 19, 2013
Cerita si Jentik
Memicing tajam si bulu mata lentik
Mengintip dibalik kacamata antik
Tertuju pada kotak plastik
Tak berkutik
Tak perlu berbisik, apalagi memekik
Jemari tertancap pada seonggok mesin tik
Melantunkan tutur kata nan apik
Namun penuh intrik
Si jentik
Parasnya tak terlalu cantik
Tapi sosoknya begitu menarik
Pemikirannya menggelitik
Mimpi-mimpinya begitu menukik
Si jentik begitu asik
Merangkai untaian lirik
Lirik-lirik tanpa iringan musik
Senar gitar usang tak pernah dipetik
Si jentik terlalu baik
Melupakan si hati licik
Tersenyum pada si picik
Bukan, bukan munafik
Jentik,
Menarilah dibawah hujan rintik
Sampai matahari sekonyong-konyong melirik
Meretas indahnya titik
Tanpa harus berbalik
(Fira Nathania)
Tuesday, June 18, 2013
Sekelibat Kilat
Hujan..
Bukan datang secara tiba-tiba
Kilat datang mendahului
Petir menyambar-nyambar
Kilat..
Hanya datang sekejap
Mungkin mengejutkan, tapi hanya sesaat
Setelah pergi tidak akan diingat
Yang terlihat setelahnya hanyalah hujan
Tapi, Kilat itu sesekali datang mengiringi hujan
Supaya bukan hanya awan gelap yang menggelayut
Agar sedikit berwarna, keabuan itu
Hujan.. Kenalkah kau pada kilat?
Akrabkah engkau?
Sadarkah engaku akan keberadaannya?
Bahkan ketika engkau berhenti
Dan awanmu memutih
Engkau akan sama sekali melupakannya
Kilat bukan jahat, kilat hanya sekelibat
Kilat tak bermaksud mengancam
Sesungguhnya dia yang terancam
Kini kilat hanya lewat
Dan tak perlu diingat
Subscribe to:
Posts (Atom)