Menuangkan pikiran dan perasaan
ke dalam sebuah perkataan itu nggak
semudah menuangkan air ke dalam gelas dan membuat gelas itu penuh tanpa harus
membuatnya tumpah. Takaran air itu harus pas dan akhirnya melegakan suatu
kehausan.
Berbeda dengan menuangkan pikiran
dan perasaan ke dalam suatu perkataan, begitu pula perkataan yang tertuang dalam sebuah tulisan. Tidak
seperti air dalam gelas tersebut, terkadang perkataan yang mengungkapkan
perasaan dan pikiran itu terlalu banyak sehingga akhirnya tumpah. Tumpahan itu
akan membasahi sekitarnya , juga tidak akan menambah kelegaan kepada orang yang
kehausan.
Biar nggak tumpeh-tumpeh, selayaknya
saat kita menuangkan air dari dispenser ke dalam gelas kita, ada baiknya menyisakan
sedikit ruang, agar gelas itu tidak terlalu penuh dan tidak tumpah. Menekan keran
dispenser tersebut dan mengamati ketinggian air kemudian melepaskan keran
dispenser tersebut di saat yang tepat.
Aku mengamati ketinggian air itu,
jangan sampai terlalu penuh dan jangan sampai tumpah. Tapi aku juga meyakinkan
diriku , bahwa air tersebut cukup untuk melegakan segala kehausanku.
Ruang yanng tersisa akan
memberikan tempat untuk bubuk susu yang memberikan aku energi. Bubuk kopi yang
menghilangkan kantuk. Teh celup yang menenangkan. Juga gula yang akan menemani
bubuk-bubuk tersebut untuk bersama-sama larut di dalam air.
Gelasku yang datar , bubuk kopi, bubuk susu, dan teh celup, juga gula ku yang terlarut dalam air. Terbawa setiap
kehausan dalam setiap adukan. Terteguk setiap larutan yang berakhir kelegaan.