Aku adalah tipe orang yang senang mengungkapkan sesuatu. Aku
tidak suka memendamnya dalam hati dan akhirnya hanya aku sendiri yang tahu.
Mungkin bagi sebagian orang menganggap itu sombong, tapi yang jelas bukan
bermaksud pamer atau apapun. Hal yang aku ceritakan bukan hanya hal-hal yang
menyenangkan tetapi juga yang menyedihkan.
Dulu, aku akan bercerita kepada siapapun yang aku anggap
enak untuk diajak curhat dan mau mendengarkan ceritaku. Tapi aku belajar banyak
dari situ. Tidak semua orang akan senang mendengar cerita tentang diri kita,
tetapi mereka juga ingin didengarkan. Disini aku belajar mendengar.
Terkadang apa yang aku ungkapkan tentang diriku jatuh pada
orang yang salah, sehingga selain tidak mendapatkan apa-apa , ternyata bisa
menjadi boomerang bagi diri sendiri. Bukannya bermaksud untuk pilih-pilih
teman, tetapi sekarang aku akan lebih melihat kepada siapa aku berbicara. Aku
lebih memilih bercerita hal-hal yang bersifat “terlalu” kepada sahabat-sahabat
terdekatku. Karena mereka mengerti bahwa saat aku menceritakan hal bahagia,
disitulah aku ingin berbagi kebahagian, bukan bermaksud meninggikan diri.
Disini aku belajar berhati-hati dalam
berbicara dan berbicara kepada orang
yang tepat.
Seseorang akan menjadi menggebu-gebu saat menceritakan hal yang
sifatnya “terlalu”. Disinilah sesorang dituntut untuk menempatkan diri, karena
belum tentu sense of humor yang
dimiliki seorang dengan yang lain itu sama. Cara bercerita dan menanggapi
cerita setiap orang pun berbeda-beda. Disini aku belajar untuk menyesuaikan cara bicara dengan lawan
bicara kita.
Tapi di sisi lain ada juga orang yang memilih untuk tidak
menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, apa yang dia sukai dan kerjakan.
Orang tipe ini mungkin akan mengungkapkannya dengan sedikit umpan yang diberikan
oleh lawan bicaranya.
Sebenarnya itu hal yang bagus karena mereka terkesan (dan
mungkin memang) rendah hati. Dan suatu saat ketika kita mengetahui kelebihan
yang dia miliki secara langsung tanpa pernah dia ungkapkan sbelumnya kita
takkan bisa menahan diri untuk tidak bilang “wow” hahaha.
Jeleknya, kalau ada masalah, mereka akan menyimpannya
sendiri, padahal dengan sekedar sharing 50% masalah terasa telah terselesaikan.
Well, setiap orang punya caranya masing-masing dalam
mengungkapkan isi hati dan pikirannya, and I appreciate these two types of
saying things. Apalagi jika keduanya digabungkan dengan mengambil sisi positif
dari masing-masing tipe. J